Blog Utama

Abege Labil

Abcdefg! Sehat guys? Agaknya gue yang gak sehat yaa. Sebelumnya gue udah nulis panjang banget, udah gue post dan ngabisin banyak waktu. Tap...

Sabtu, 21 Mei 2016

Asal-muasal gue suka membaca

Belakangan ini gue keranjingan blog banget, malem-malem menghayal bikin blog yang aneh-aneh. Tentang sinetron India, tentang film kesukaan gue Twilight Saga yang alhamdulilah belum gue post. Sebenarnya gue pengen merubah gaya tulisan gue pake kata-kata baku. Berhubung ini curhat jadi.. Ya gak apa-apa lah, dan parahnya curhat gue gak nyambung sama judul si blog.

Dulu gue males baca buku, tengok buku setebel Koala Kumal punya Raditya Dika aja gue udah ogah-ogahan. Awal gue suka baca novel itu sejak gue suka iseng buka Mobomarket (sejenis Play Store) gue search aja Novel Remaja. Aplikasinya banyak banget, ada 1000-an dan gue gak tau itu novel apa. Akhirnya gue download novel 3600 Detik karna gue pernah nonton filmnya di TV. Gak puas punya satu gue download juga Jingga dan Senja, gue gak tau siapa penulisnya karena di aplikasi itu gak ada nama penulis. Gue juga download Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Gue baca novel Jingga dan Senja berhari-hari, ceritanya menarik, soal remaja yang salah paham. Dan waktu gue buka halaman terakhir.. Ternyata ini novel ada tetraloginya. Lanjut ke aplikasi buku kedua, 3600 detik. Cuma butuh beberapa jam menghabiskan 90 halaman versi aplikasi bajakan itu. Gue gak begitu penasaran karna masih inget jalan ceritanya, waktu nonton filmnya gue sempet nangis lebay gitu. Eh waktu baca novelnya tersentuh aja enggak. Itu salah satu kerugian nonton film duluan sebelum baca novelnya. Nah buku ketiga itu Laskar Pelangi versi bajakan juga. Gue memang gak minat soal buku, juga gak tau beli novel itu dimana plus harganya yang agak mahal. Gue baca itu novel hampir lima hari, banyak istilah dan kata ilmiah yang gue belum paham disana. Dan pada saat bab menuju terakhir, tepatnya 12 tahun setelah Ikal dan siswa Smp Muhammadiah Gantung Ikal mengunjungi Lintang yang putus sekolah karena harus menghidupi keluarganya setelah ayahnya meninggal. Di bagian itu air mata gue mengalir, alur cerita nya menyentuh meskipun gak ada yang mati disana. Sejak saat itu gue suka membaca.

Bagi gue membaca itu pakai hati, membaca memang gak asik. Itu yang di rasakan temen-temen gue waktu minjem buku gue dirumah. Mereka cuma membaca 3-4 halaman. Makanya gak ada rasa penasaran untuk lanjut membaca dan membaca sampai selesai di halaman terakhir. Membaca banyak novel membuat gue punya beberapa kosakata yang dulu gue gak punya. Mereka sering bilang "Enakan nonton film, cepet" secara gue juga suka nonton film, tapi apa yang kita baca di novel akan di ringkas di film. Akibatnya kalau kita gak nonton berulang ya.. gak ngerti ceritanya. 

Setelah itu gue mulai cari alternatif lain supaya bisa baca buku. Download E-book, aplikasi novel dan baca-baca sinopsis novel yang gue belum baca. Gue gak punya koleksi buku, cuma ada Manusia Setengah Salmon, Tolong Radith Membuat Gue Bego, Koala Kumal dan Sang Pemimpi. Buku lainya buku pengetahuan. Gue baru sadar, membaca memang gak se-asik nonton film. Tapi gak terlalu membosankan seperti nontom film berulang kali. Saat kita membaca, imajinasi kita bisa kok memutar adegan dengan versi kita sendiri. Dan sejak gue suka membaca.. Gue mulai suka menulis. 

Jumat, 20 Mei 2016

Untukmu yang diam-diam kusayangi, beri aku kesempatan jadi kekasihmu walau kamu tak ada rasa

UNTUKMU YANG DIAM-DIAM KUSAYANGI, BERI AKU KESEMPATAN JADI KEKASIHMU WALAU KAMU TAK ADA RASA

Sejak aku melihatmu, aku menyadari bahwa kamu adalah orang yang selama ini kucari. Senyummu, caramu berbicara, binarnya matamu ketika bersemangat, memberikan perasaan berdesir yang berbeda. Yang tidak pernah aku rasakan. Ketika ketika berpapasan, beradu pandang dan bahkan seruangan, aku merasa sangat istimewa.

Aku bangun pagi tiap hari dan bergegas berangkat, agar aku dapat melihatmu di pagi hari. Bisa memandangmu sebelum aktifitas keseharianku cukup memberiku dosis semangat berakftifitas. Segala cara kulakukan agar aku bisa mencuri waktu memandangmu setiap ada kesempatan. Sudah berapa lirik lagu yang kunyanyikan dengan sepenuh hati, sudah berapa banyak puisi yang kutulis di hatiku hanya untukmu. Hanya untukmu.

Aku tahu. Aku tidak sendiri dalam mengagumimu. Begitu banyak di sekelillingmu yang mencuri pandang, yang berdebar dan yang bermimpi untuk bisa bersamamu. Mereka mungkin sama sepertiku, diam-diam memendam rasa. Aku tidak bermimpi untuk bisa berkompetisi dengan penggemarmu yang lain. Aku hanya bisa memohon kepada Tuhan agar bisa bersamamu, tanpa berani memohon kepadamu.

Fisikku tidak elok, populer pun tidak. Semua hal dalam diriku sangatlah biasa, tapi satu hal yang bisa kunjanjikan jika kamu memutuskan bersamaku. Akan kujaga dirimu dengan rasa sayangku kepadamu. Percayalah bahwa tidak ada lagi di dunia ini yang keinginkan selain bersamamu. Aku tahu bahwa seseorang seindah dirimu harusnya bersanding dengan yang indah juga. Aku tahu jika kalaupun kita bersama, mungkin banyak yang mencibir.

Kamu tidak tahu rasanya. Hati ini ingin rasanya meledak dan berkata padamu. Aku ingin mengenalmu lebih dari sekedar memandang. Aku ingin menyentuhmu dan lebih dari sekedar mengagumi. Bahwa aku sangat menginginkanmu. Aku ingin memilikimu. Hanya untukku.

Aku akan setia mencintaimu. Akan membuatmu merasa begitu disayang olehku. Tidak seperti yang lainnya, aku tidak hanya mengagumi fisikmu, tapi aku juga mengagumi kepribadianmu. Aku mengagumi segala detail tentang dirimu.

Aku tahu kamu tidak mencintaiku sekarang. Kamu tidak ada rasa padaku. Jadi biarkan aku memberimu cinta dan kamu akan lihat betapa kamu bisa belajar mencintaiku nanti. Satu kesempatan saja. Beri aku satu kesempatan saja untuk memilikimu. Satu saja...

Dan aku jamin, kesempatan yang kamu berikan tidak akan sia-sia.

Gagal Move On

Hay gays, ini adalah tulisan pertama gue yang akan gue post. Pertama woy pertama! Sebelumnya gue udah bikin blog, tapi gue lupa namanya apa wkwkwk. Oke lanjut, gue akan berbagi pengalaman gue tentang penderitaan Gagal Move On. Gue adalah satu dari sekian juta orang di dunia yang menderita sindrom gagal move on. Selama berbulan-bulan gue makan dengan lauk kenangan mantan.. Gue mengahrap belas kasihan mantan dan haus akan perhatian.. Ngenes.. Pilu.. Menderita.. Gue juga sering di Bully sama temen-temen gue, contohnya Ripal (yang sekarang gagal move on juga) bahkan orang yang gak kenal gue juga bully gue, gue di bilang nggak laku.. Gue disiksa sebagai jomblo.. Gue di ketawain karna gue jomblo. Tapi gue tetep sabar menghadapi kejombloan kampret ini, karna gue memang gak minat pacaran. Lebay banget gue waktu itu.

Seberapa ganteng sih mantan gue itu? Menurut gue gak terlalu ganteng, namanya Mawar : sekedar nama samaran bro. Tapi gue yakin, cewe-cewe pasti bakal betah deket sama dia, secara tampangnya gak norak sejak dia kelas 3 SMP. Gue udah kenal dia dari kita MOS. Dan pada suatu hari, entah nasib, takdir atau emang kita satu sekolah, kita ketemu waktu acara jalan sehat 15 agustus 2015. Ebuseet detail amat yak, lanjut. Gue jadi deket sama dia sejak itu. Dan satu bulan kemudian, 16 september 2015 kita jadian. Dengan berbekal gue mutusin pacar gue yang bernasib malang karna di duain. Gue udah gak suka sama dia lagi, gue sayang sama dia gak nambah dan berkurang. Gue lebay banget soal itu. Lama-lama dia berubah. Dan gue ngerasa aneh sama diri gue sendiri, dan gue cuma diem. Secara gue sayang sama dia. Lagi-lagi lebay.

Firasat gue bener, beberapa minggu setelah itu dia mutusin gue, kita putus. Tanpa kejelasan dan alasan yang gak masuk akal, dia bosen sama gue. Dan disaat gue sayang banget sama dia. Sejak saat itu gue murung, gue sedih, gue berubah jadi orang yang baperan. Semua makanan gak enak karna kenangan yang pahit ikut gue makan. Berbagai cara gue coba buat ngelupain si Mawar, dari cara paling mendasar = pura-pura benci yang pada akhirnya gagal karna gue makin gak bisa lupa. Gue keinget pepatah mantan gue : Semakin ngelupain semakin keinget. Akhirnya gue berhenti membenci tanpa alasan itu. Gue semakin terpesona sama suara si Mawar, cara jalanya, cara ngomongnya sampai terpesona sama temen-temenya, ngawur. Gue akhirnya nyerah dan menyerahkan kegengsian gue, kesombongan gue pura-pura lupa. Gue ngaku ke Mawar kalo gue belom bisa ngelupain dia. Dan hasilnya.. Gue makin terpuruk karna dia gak peduli. Gue udah curhat sana-sini buat cari jalan keluar, gue nyari quotes patah hati lagu galau dan lain-lain. Tapi perasaan itu gak pernah hilang : perasaan sakit hati. Gue terlalu lebay soal ini.

Sampai pada suatu hari..
Gue sadar gue udah gak sayang sama dia, gue tetap terpesona sama si Mawar karna emang dasarnya dia begitu. Dan perasaan gagal move on ini hanya ekspresi dari sakit hati yang berlebih. Sejak saat itu gue berhenti menghayal tentang dia, berhenti muter lagu yang dia nyanyiin buat gue dulu. Gue sadar, kita emang berbeda. Gue ngerasa cocok tapi dia enggak. Pendapat kita berlawanam dan sama-sama egois, terlebih si Mawar. Gue mulai terbiasa dengan keadaan ini, kita jadi orang yang hampir gak saling kenal. Gue gak tau keadaan dia sekarang gimana dan sebaliknya. Manusia memang gak bisa melupakan apa yang ia kehendaki, gak harus melupakan untuk move on. Gue selalu membiasakan diri, gue berhenti memikirkan hal-hal bodoh untuk balikan. Gue gak akan mengulang kesalahan yang sama, dan semua sakit hati itu memberi pelajaran buat gue. Kita tidak selalu memiliki apa yang kita inginkan. Tetapi mendapat apa yang kita butuh. Gue gak larut sama kesedihan gue lagi. Gue gak harus menghapus foto-foto dia, call record dia atau blok akun sosmed si Mawar. Hanya butuh terbiasa :)
Thanks udah baca, jangan lupa komentarnya gays :)