Belakangan ini gue keranjingan blog banget, malem-malem menghayal bikin blog yang aneh-aneh. Tentang sinetron India, tentang film kesukaan gue Twilight Saga yang alhamdulilah belum gue post. Sebenarnya gue pengen merubah gaya tulisan gue pake kata-kata baku. Berhubung ini curhat jadi.. Ya gak apa-apa lah, dan parahnya curhat gue gak nyambung sama judul si blog.
Dulu gue males baca buku, tengok buku setebel Koala Kumal punya Raditya Dika aja gue udah ogah-ogahan. Awal gue suka baca novel itu sejak gue suka iseng buka Mobomarket (sejenis Play Store) gue search aja Novel Remaja. Aplikasinya banyak banget, ada 1000-an dan gue gak tau itu novel apa. Akhirnya gue download novel 3600 Detik karna gue pernah nonton filmnya di TV. Gak puas punya satu gue download juga Jingga dan Senja, gue gak tau siapa penulisnya karena di aplikasi itu gak ada nama penulis. Gue juga download Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Gue baca novel Jingga dan Senja berhari-hari, ceritanya menarik, soal remaja yang salah paham. Dan waktu gue buka halaman terakhir.. Ternyata ini novel ada tetraloginya. Lanjut ke aplikasi buku kedua, 3600 detik. Cuma butuh beberapa jam menghabiskan 90 halaman versi aplikasi bajakan itu. Gue gak begitu penasaran karna masih inget jalan ceritanya, waktu nonton filmnya gue sempet nangis lebay gitu. Eh waktu baca novelnya tersentuh aja enggak. Itu salah satu kerugian nonton film duluan sebelum baca novelnya. Nah buku ketiga itu Laskar Pelangi versi bajakan juga. Gue memang gak minat soal buku, juga gak tau beli novel itu dimana plus harganya yang agak mahal. Gue baca itu novel hampir lima hari, banyak istilah dan kata ilmiah yang gue belum paham disana. Dan pada saat bab menuju terakhir, tepatnya 12 tahun setelah Ikal dan siswa Smp Muhammadiah Gantung Ikal mengunjungi Lintang yang putus sekolah karena harus menghidupi keluarganya setelah ayahnya meninggal. Di bagian itu air mata gue mengalir, alur cerita nya menyentuh meskipun gak ada yang mati disana. Sejak saat itu gue suka membaca.
Bagi gue membaca itu pakai hati, membaca memang gak asik. Itu yang di rasakan temen-temen gue waktu minjem buku gue dirumah. Mereka cuma membaca 3-4 halaman. Makanya gak ada rasa penasaran untuk lanjut membaca dan membaca sampai selesai di halaman terakhir. Membaca banyak novel membuat gue punya beberapa kosakata yang dulu gue gak punya. Mereka sering bilang "Enakan nonton film, cepet" secara gue juga suka nonton film, tapi apa yang kita baca di novel akan di ringkas di film. Akibatnya kalau kita gak nonton berulang ya.. gak ngerti ceritanya.
Setelah itu gue mulai cari alternatif lain supaya bisa baca buku. Download E-book, aplikasi novel dan baca-baca sinopsis novel yang gue belum baca. Gue gak punya koleksi buku, cuma ada Manusia Setengah Salmon, Tolong Radith Membuat Gue Bego, Koala Kumal dan Sang Pemimpi. Buku lainya buku pengetahuan. Gue baru sadar, membaca memang gak se-asik nonton film. Tapi gak terlalu membosankan seperti nontom film berulang kali. Saat kita membaca, imajinasi kita bisa kok memutar adegan dengan versi kita sendiri. Dan sejak gue suka membaca.. Gue mulai suka menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar