Halo gays, salam jomblo!
Belum lama ini gue ikut kegiatan Bengkel Sastra Musikalisasi Puisi di SMKN 1 Metro selama tiga hari. Dan alhamdulilah udah selesai jumat kemarin. Kegiatan ini berbasis Workshop, kita (Gue, kak Tasya, kak Putri, Fariha, Rio Alfonso, dan Rofif) di bina di bimbing atau apalah itu bahasanya oleh pak Rifian Al-Chepy, pak Rusli Syukur dan satu lagi gue lupa namanya. Banyak materi yang di ajarkan disana, dari Kebijakan Bahasa, Bahasa Puisi, Olah Vokal, Harmonisasi Puisi dan musik, dan lain-lain. Hari pertama kita lebih ke materi, hari kedua kita ada materi dan praktek. Nah di hari ketiga kita full praktek.
Jujur, gue bukan anak musik. Dan gue ga ngerti musik. Puisi sih bisa ya.. Gue yang belum tau teknik musikalisasi puisi ya pertama sih okeoke aja. Giliran hari kedua waah. Pembaca puisi anak kelas 11 dan udah berpengalaman lomba FLS2N, udah pernah ikut bengkel sastra dan pembacaanya profesional banget. Disitu gue udah mulai nge-down. Gak percaya diri, dan di fikiran gue cuma mau pulang. Emang bener sih kata pak Chepy.
Disitu kepercayaan diri gue anjlok, ga fokus sama sekali. Gue cuma mendengarkan sambil mengamati kakak-kakak yang baca puisi. Keren-keren, dan berpengalaman.
Hari pertama seru ya, kita belajar tentang bahasa indonesia dan puisi.
Hari kedua kita di kelompokkan menjadi beberapa kelompok, ada kelompok pemusik, penyanyi, dan pembaca. Gue dan kak Tasya ikut kelompok pembaca, ada dari Muhi kak Lucy, dari SMAKristen kak Monica, dari SMKN1 kak Fidara, dari SMKN2 kak Federica dan kak Agustina. Mereka jelas udah pernah ikut kegiatan puisi ya, tanpa musik jelas. Nah gue yang ga ngerti musik bisa apa? Puisi doang -,-
Di hari ketiga, kita kembali ke kelompok sekolah masing-masing. Sekolah gue, musiknya cuma bawa dua gitar. Jadi yaa, gue ngalahin bawa pianika, gue gak mahir -_- dan yang lain bawain botol di isi manik-manik. Disitu kita harus memusikkan puisi, puisi yang kita pilih Bahasa Bangsa karya Mohamad Yamin. Puisi itu sebagian dibikin lagu oleh Fariha (anak musik asli) dan sebagian lagi gue bacain bersama kak Tasya. Sedih bener latihan tim gue, senar gitar putus dan pianika ga harmoni. Kata pak Chepy kita kurang kerja keras. Dari SMAN3 ada yang pakai biola, dari SMAK musiknya beragam dan dadi SMKN1 pakai alat musik tradisional. Sumpaah keren banget. Dan di hari ketiga, pukul tiga sore kita pentas atau lebih lengkapnya presentasi. Anak SMAK, spektakuler! SMANSA keren! SMK1 megah! Dan yang lain ga kalah keren. Presentasi itu sekaligus penentuan SMA/SMK mana yang pantas ikut lomba di Bandar Lampung. Kuota dari metro cuma tinggal tiga sekolah, dan SMANSA udah jadi peserta tetap. Jadi tinggal dua sekolah yang bisa ikutan lomba di Balam. Pemenang dari Lampung ini nantinya di kirim ke bengkulu buat lomba musikalisasi puisi Regional se-sumatera.
Dan babak penentuan pun dimulai, SMANSA, SMA KRISTEN, SMKN2 dan SMKN1 berhasil lolos. Sisanya yaa jadikan pengalaman saja lah :)
Kami dari SMAN6 memang kurang bekerja keras, dibanding SMA lain tentunya. Alat musik kami juga kurang beragam. Dari situ gue belajar banyak, pengalaman-pengalaman baru, dan teknik puisi yang beragam. Kerja keras juga perlu, pokoknya tahun depan SMAN6 harus lolos!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar