Blog Utama

Abege Labil

Abcdefg! Sehat guys? Agaknya gue yang gak sehat yaa. Sebelumnya gue udah nulis panjang banget, udah gue post dan ngabisin banyak waktu. Tap...

Rabu, 09 November 2016

Bagaimana?

Bagaimana, selalu kupertanyakan bagaimana memulai sesuatu tanpa salah arah. Darimana harus memulai lagi, setelah sekian lama kujalani hari-hariku yang semrawut, tak punya tujuan dan motivasi. Mengapa aku selalu salah? Salah arah, salah tempat, salah tujuan? Dimana sebenarnya tempatku? Apa sebenarnya tujuanku? Dan bagaimana lagi aku menjalaninya. Hidupku bahkan lengkap dengan pertanyaan-pertanyaan konyol, namun tak pernah memiliki jawaban sesudahnya.

Aku sibuk setiap hari, mengurus ini, mengurus itu, rapat ini rapat itu. Tapi nyatanya kosong. Hari-hariku tetap saja kosong meskipun penuh dengan rutinitas. Waktu yang kujalani penuh dengan kesia-siaan, hidupku hampa tanpa tujuan yang jelas.

Amat banyak kegiatan yang kuikuti, menekuni banyak hal. Namun tak ada yang kucapai, tak ada yang kudapat. Sekali lagi, percuma. Kegiatanku tak punya arah. Suka semuanya, sesungguhnya aku tak punya tujuan. Belum pernah aku mendapat suatu pencapaian.

Kadang, aku sering merasa iri pada teman-temanku yang telah memiliki rutinitas tetap, memiliki tujuan yang jelas di hidupnya. Waktu semakin berlalu, hari berganti bulan. Namun tetap saja nihil. Hidupku tetap tak punya tujuan.
Satu persatu teman-temanku mulai mendapat pencapaian, mendapat hasil dari apa yang ditekuninya. Satu persatu, lama-lama habis juga mereka. Bagaimana kalau tinggal aku sendiri? Aku sendiri yang belum mencapai tujuanku? Bagaimana kalau aku sendiri yang belum mendapat apa-apa dari kegiatan yang kujalani? Sampai lupa kalau sampai detik ini belum punya tujuan.

Lalu bagaimana dengan masa depanku? Bagaimana dengan hari-hari berikutnya kalau dihari ini aku masih saja bersikap seperti ini. Bagaimana aku menorehkan prestasi kalau tak punya tujuan? Bukankah hidup ini perlu perencanaan? Terlalu banyak yang kuamati, terlalu banyak yang kupertimbangkan, terlalu banyak yang kupikirkan, namun terlalu banyak juga yang tak rela aku lepaskan. Ya, kegiatan-kegiatanku yang menjadi rutinitas sepanjang hari.

Mengapa aku demikian labilnya? Sampai tujuan hidup pun aku belum punya, padahal umurku makin tua saja dari waktu ke waktu. Apakah remaja lain juga seperti ini? Juga ribut dengan tujuan hidup? Risau dengan masa depan? Takut pula dengan tantangan. Adakah yang bersikap masa bodoh soal tujuan, masa bodoh soal cita-cita yang tak sampai? Apa ada juga yang berpikir simple soal hidup. Menjalani hidup seadanya dengan tujuan sederhana. Atau mungkin masih ada manusia di dunia ini yang belum memiliki tujuan?

Mengapa pula aku tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku tentang tujuan hidup? Mengapa demikian lama mencari jawaban itu, mengapa demikian sulit mencari jati diri. Sungguh, aku benci masa remajaku yang labil. Aku benci mengapa sampai detik ini belum juga punya tujuan, mengapa sampai detik ini belum mendapat suatu pencapaian. Rasa-rasanya ingin aku kembali ke bangku sekolah dasar. Mengapa aku harus menikmati perasaan tanpa arah dan tak pasti seperti ini.

Aku ingin punya tujuan, aku mau punya tujuan. Aku memimpikan pencapaian. Percuma saja aku menjalani semua ini kalau tak segera dapat jawaban. Semua ini salahku bukan? Mengapa aku begitu takut melepas sesuatu, mengapa aku begitu bimbang mempertimbangkan hidupku sendiri. Mengapa begitu sulit aku memilih, mengapa begitu takut menapaki hidup baru. Mengapa pula aku tak bertanya pada tuhan, bertanya pada Allah yang maha tau. Lengkap sudah pertanyaanku, mengapa mengapaku, bagaimana-bagaimanaku. Aku tak pernah yakin pada diriku, tak pernah percaya bahwa aku bisa. Selalu yakin kalau masalah pasti ada, namun terlalu takut untuk menjalaninya. Aku tak berani bermimpi, akupun sulit menjaga keputusanku. Proses mencari jati diri yang begitu rumit bukan?

Terlalu sering aku mengecoh diriku sendiri. Meyakinkan diri sendiri bahwa aku akan segera menemukan jawaban. Padahal mustahil, kalau tak sengaja kucari mana mungkin jawaban akan datang padaku? Apa sebenarnya tujuan hidupku? Kubaca lagi tulisanku dari awal, lalu kuingat sepatah kata. Memulai lagi, mungkin satu-satunya jawaban atas pertanyaanku adalah memulai lagi. Mulai menata hidupku dan menyingkirkan semua hambatan yang ada, menyingkirkan semua yang tak perlu. Tujuan hidup, untukku dan dari diriku sendiri. Seperti memulai dari awal, padahal bukan. Memulai lagi sama halnya dengan melanjutkan. Melanjutkan apa yang kupunya, menyingkirkan apa yang bukan diriku. Ya, aku akan memulai lagi, menentukan tujuan hidup dan cita-cita yang pasti akan tercapai. Menorehkan prestasi dan memberi bukti atas kerja kerasku. Menjanjikan hasil yang maksimal.

-JustAnImagination

Tidak ada komentar:

Posting Komentar