Blog Utama

Abege Labil

Abcdefg! Sehat guys? Agaknya gue yang gak sehat yaa. Sebelumnya gue udah nulis panjang banget, udah gue post dan ngabisin banyak waktu. Tap...

Selasa, 06 Desember 2016

Akhir dari segala move on

Hallo? Udah lamaaa banget gue gak posting cerita-cerita gue, berbulan-bulan. Entah kenapa gue jadi males nulis, atau lebih tepatnya gak punya topik cerita yang mau gue tulis. Terutama tulisan tentang gagal move on. Gue gak pernah lagi ngomongin soal move on ke siapapun, gak pernah bikin quotes atau tulisan yang temanya klasik banget, gagal move on. Gue juga gak pernah lagi berusaha move on dengan cara-cara yang absurd. Karena.. Gue udah move on. Iya, move on.

Hari ini, 4 desember 2016. Tepat setahun yang lalu, perjalanan gue move on dimulai. Ngerasain patah hati yang gak sebentar, mau gak mau gue harus move on. Ya meskipun sebulan setelahnya ada orang lain yang ngisi hati gue, tapi nyatanya tetep kosong. Empat bulan yang cepet banget, dan memang semuanya harus berakhir. Percuma... Patah hati gue gak sembuh secepat itu, dan bukan dengan cara itu. Maksain orang lain jadi bagian hidup kita dan berharap bisa nyembuhin patah hati, gak segampang itu. Setiap orang punya peran masing-masing di hidup kita, dan dia (panggil aja Kumbang) ditakdirin bukan sebagai penghapus patah hati, ya mungkin harusnya jadi temen aja-

Banyak hal yang gue lakuin buat move on, salah satunya ngeblog, atau lebih banyaknya main hp doang sih -_-
Hari-hari berikutnya gue lebih banyak ngabisin waktu sama temen, ngabisin waktu buat baca buku, ngabisin waktu buat "update status" dan kegiatan utama jomblo lainya. Contohnya gak mandi di hari minggu. Berkali-kali gue berpikir kalau sebenernya gue udah move on, tapi berkali-kali juga gue baper tiap ketemu Mawar. Gue berpendapat kalau sahabat-sahabat gue (yang jones juga) bakal bantu gue ngelupain patah hati gue, ngelupain Mawar. Ngelupain artinya sama kaya move on.

Tapi ternyata salah, bukan sahabat-sahabat gue yang bikin gue move on atau ngelupain mawar, bukan sahabat-sahabat gue yang bikin gagal move on gue akhirnya berakhir meskipun mereka banyak banget bantu gue. Gue memang gak pernah ikhlas dan mau nerima kalau Mawar memang masalalu, gue selalu berharap balik lagi ke akhir tahun 2015 buat ngulangin masalalu gue. Dan ternyata itu masalah gue, masalah yang buat gue susah move on. Percuma gue punya banyak kebiasaan baru kalo gak bisa ngikhlasin yang lalu. Semua masalah gue yang keliatanya kompleks ternyata simple, karena gue gak ikhlas. Anggapan gue tentang move on adalah ngelupain si Mawar nyatanya salah, manusia gak mungkin ngelupain apa yang pernah dia ingat dengan sengaja, gue gak pernah bisa ngelupain Mawar, itu wajar. Move on itu mengihklaskan, dan gak butuh waktu lama buat ngikhlasin Mawar. Gak butuh waktu lama buat ngeyakinin diri sendiri kalau udah bener-bener move on. Patah hati gue cuma sebentar, cuma beberapa hari setelahnya. Dan hari-hari selanjutnya buruk karena gue gak ikhlas, terlalu banyak pertanyaan kenapa. Gue jadi bodoh banget.
 Padahal hidup kita udah beda, Mawar adalah bagian hidup gue yang cuma sementara, yang bikin potongan hidup gue selama setahun gak sia-sia meskipun terlalu banyak hal percuma yang gue lakuin. Dan Doi, adalah bagian hidup gue yang bikin kepercumaan itu berakhir.

Rabu, 09 November 2016

Bagaimana?

Bagaimana, selalu kupertanyakan bagaimana memulai sesuatu tanpa salah arah. Darimana harus memulai lagi, setelah sekian lama kujalani hari-hariku yang semrawut, tak punya tujuan dan motivasi. Mengapa aku selalu salah? Salah arah, salah tempat, salah tujuan? Dimana sebenarnya tempatku? Apa sebenarnya tujuanku? Dan bagaimana lagi aku menjalaninya. Hidupku bahkan lengkap dengan pertanyaan-pertanyaan konyol, namun tak pernah memiliki jawaban sesudahnya.

Aku sibuk setiap hari, mengurus ini, mengurus itu, rapat ini rapat itu. Tapi nyatanya kosong. Hari-hariku tetap saja kosong meskipun penuh dengan rutinitas. Waktu yang kujalani penuh dengan kesia-siaan, hidupku hampa tanpa tujuan yang jelas.

Amat banyak kegiatan yang kuikuti, menekuni banyak hal. Namun tak ada yang kucapai, tak ada yang kudapat. Sekali lagi, percuma. Kegiatanku tak punya arah. Suka semuanya, sesungguhnya aku tak punya tujuan. Belum pernah aku mendapat suatu pencapaian.

Kadang, aku sering merasa iri pada teman-temanku yang telah memiliki rutinitas tetap, memiliki tujuan yang jelas di hidupnya. Waktu semakin berlalu, hari berganti bulan. Namun tetap saja nihil. Hidupku tetap tak punya tujuan.
Satu persatu teman-temanku mulai mendapat pencapaian, mendapat hasil dari apa yang ditekuninya. Satu persatu, lama-lama habis juga mereka. Bagaimana kalau tinggal aku sendiri? Aku sendiri yang belum mencapai tujuanku? Bagaimana kalau aku sendiri yang belum mendapat apa-apa dari kegiatan yang kujalani? Sampai lupa kalau sampai detik ini belum punya tujuan.

Lalu bagaimana dengan masa depanku? Bagaimana dengan hari-hari berikutnya kalau dihari ini aku masih saja bersikap seperti ini. Bagaimana aku menorehkan prestasi kalau tak punya tujuan? Bukankah hidup ini perlu perencanaan? Terlalu banyak yang kuamati, terlalu banyak yang kupertimbangkan, terlalu banyak yang kupikirkan, namun terlalu banyak juga yang tak rela aku lepaskan. Ya, kegiatan-kegiatanku yang menjadi rutinitas sepanjang hari.

Mengapa aku demikian labilnya? Sampai tujuan hidup pun aku belum punya, padahal umurku makin tua saja dari waktu ke waktu. Apakah remaja lain juga seperti ini? Juga ribut dengan tujuan hidup? Risau dengan masa depan? Takut pula dengan tantangan. Adakah yang bersikap masa bodoh soal tujuan, masa bodoh soal cita-cita yang tak sampai? Apa ada juga yang berpikir simple soal hidup. Menjalani hidup seadanya dengan tujuan sederhana. Atau mungkin masih ada manusia di dunia ini yang belum memiliki tujuan?

Mengapa pula aku tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku tentang tujuan hidup? Mengapa demikian lama mencari jawaban itu, mengapa demikian sulit mencari jati diri. Sungguh, aku benci masa remajaku yang labil. Aku benci mengapa sampai detik ini belum juga punya tujuan, mengapa sampai detik ini belum mendapat suatu pencapaian. Rasa-rasanya ingin aku kembali ke bangku sekolah dasar. Mengapa aku harus menikmati perasaan tanpa arah dan tak pasti seperti ini.

Aku ingin punya tujuan, aku mau punya tujuan. Aku memimpikan pencapaian. Percuma saja aku menjalani semua ini kalau tak segera dapat jawaban. Semua ini salahku bukan? Mengapa aku begitu takut melepas sesuatu, mengapa aku begitu bimbang mempertimbangkan hidupku sendiri. Mengapa begitu sulit aku memilih, mengapa begitu takut menapaki hidup baru. Mengapa pula aku tak bertanya pada tuhan, bertanya pada Allah yang maha tau. Lengkap sudah pertanyaanku, mengapa mengapaku, bagaimana-bagaimanaku. Aku tak pernah yakin pada diriku, tak pernah percaya bahwa aku bisa. Selalu yakin kalau masalah pasti ada, namun terlalu takut untuk menjalaninya. Aku tak berani bermimpi, akupun sulit menjaga keputusanku. Proses mencari jati diri yang begitu rumit bukan?

Terlalu sering aku mengecoh diriku sendiri. Meyakinkan diri sendiri bahwa aku akan segera menemukan jawaban. Padahal mustahil, kalau tak sengaja kucari mana mungkin jawaban akan datang padaku? Apa sebenarnya tujuan hidupku? Kubaca lagi tulisanku dari awal, lalu kuingat sepatah kata. Memulai lagi, mungkin satu-satunya jawaban atas pertanyaanku adalah memulai lagi. Mulai menata hidupku dan menyingkirkan semua hambatan yang ada, menyingkirkan semua yang tak perlu. Tujuan hidup, untukku dan dari diriku sendiri. Seperti memulai dari awal, padahal bukan. Memulai lagi sama halnya dengan melanjutkan. Melanjutkan apa yang kupunya, menyingkirkan apa yang bukan diriku. Ya, aku akan memulai lagi, menentukan tujuan hidup dan cita-cita yang pasti akan tercapai. Menorehkan prestasi dan memberi bukti atas kerja kerasku. Menjanjikan hasil yang maksimal.

-JustAnImagination

Selasa, 08 November 2016

Aku tak ingin lepas dari hidupmu walau hanya sedetik saja

Kutelan semua omong kosong soal cinta, kutelan pula asumsi publik tentang siapa kita yang katanya dekat padahal tak sedikitpun kurasakan bahkan dalam waktu yang cukup lama. Yang kutau, kau adalah manusia sempurna yang sering kulukiskan dalam imajinasiku. Kedekatan kita hanya cukup sebatas dekat, tak kurang ataupun lebih. Aku tak pernah berharap kau akan menyatakan cinta padaku dan menjadi milikku. Aku tak pernah bermimpi menjadi seseorang yang begitu kau butuhkan, meskipun pernah sesekali melintas di kepalaku.

Begitu banyak waktu yang kita habiskan bersama, membaca buku, menonton film, menulis, atau sekedar jalan-jalan. Kekagumanku padamu berubah, dan aku mulai menyadari ada rasa yang lain. Yang selalu kuhindari. Ya, aku mulai mencintaimu. Kukendalikan diriku sebaik mungkin, menahan semua egoku demi logika. Logika yang selalu berkata belum waktunya, logika yang menahan perasaanku dengan baik, logika yang selalu berpikir bahwa belum tentu kau juga sama gilanya seperti diriku. Kalau kau tau, sangat sulit menjaga semua rasa kagum rasa suka rasa sayang rasa nyaman yang hampir meledak kalau kau dekat-dekat denganku. Tapi kau sudah tau bukan? Kau tau aku mencintaimu meskipun bungkam, dan kaupun sama bungkamnya.

Tidak ada yang pasti tentang dirimu, tak pasti kau anggap apa sesungguhnya aku ini. Aku terlanjur senang menyimpan rasa ini sendirian, terlanjur mencintaimu diam-diam. Tak ingin lagi memulai suatu hubungan baru, tak ingin pula berkomitmen denganmu karena logika. Sampai kasihan pada perasaan karena menginginkan dirimu. Aku tak menyadari betapa bodohnya diriku karena satu persatu mawar telah kau berikan padaku tanpa kupikirkan apa maknanya. Yang kutau itu untukku dan dari seseorang yang kucintai diam-diam. Tak pernah aku menunggumu, tak sekalipun. Tidak juga aku berharap kau akan segera menyatakan sesuatu padaku dan gelisah karena takut kau akan meninggalkanku begitu saja bersama impian yang telah kurangkai sejak pertama berjumpa denganmu. Karena aku tak pernah meragukanmu meskipun kau bungkam dan akupun sama saja, menahan perasaanku sampai bengkak ini hati.

Tak ada mendung tak ada angin, kau dengan sifat mengejutkanmu memutuskan ketidakpastian kita. Atau mungkin telah lama kau rencanakan dan aku yang tidak kunjung paham. Semua rasaku yang terkubur dalam-dalam dan ego yang tertahan nyatanya sia-sia. Kau dan aku rupanya berpihak pada perasaan ketimbang logika. Seketika suasana berubah, ego yang kupenjarakan kini benar-benar telah meledak. Seperti berteriak-teriak memanggil namamu, karna kuingin kamu saja. Luka yang mengambang di udara benar-benar telah menumpahkan semua kekesalanya. Benar-benar semacam kejutan, tak rugi aku menjadi bodoh dengan bersikap tak sewajarnya karena pada akhirnya cintaku yang tersembunyi menampakkan dirinya. Semua rasa tertahan perlahan mulai terlepas, tanpa batas dan jarak, tanpa logika kalau kau dan aku hanya sebatas teman. Bukan, kau bukan teman sembarang teman lagi. Kau, manusia yang ada dalam khayalanku adalah milikku, milikku saja. Dan aku begitu mencintaimu.

Lebih tepatnya jatuh cinta lagi, jatuh cinta yang berbeda, jatuh cinta yang tak ada batasan, yang tak lagi memikirkan apa kaupun sama gilanya seperti diriku. Karena kau dan aku memang sama saja. Kau ada disetiap detik hidupku, pagi, siang, sore, bahkan ketika aku terlelap. Aku mencintai segala detail dalam hidupmu. Teramat ingin menghabiskan akhir pekan bersamamu, atau bahkan setiap hari bersamamu. Kau membuatku ketergantungan sampai enggan jauh-jauh darimu. Dan aku yakin, rasa sayangmu lebih dari mawar yang kau beri padaku tempo hari.

-JustAnImagination

Rabu, 02 November 2016

Abege Labil

Abcdefg!
Sehat guys? Agaknya gue yang gak sehat yaa. Sebelumnya gue udah nulis panjang banget, udah gue post dan ngabisin banyak waktu. Tapi gue hapus gitu aja, karena gak nyambung. Kali ini, tulisan yang udah kandas itu bakal gue perbaiki. Temanya sama kok, cuma ceritanya aja yang beda.
Ah basa-basi!

Btw gue lagi tiduran nih, lagi mikir gimana caranya tulisan gue itu bisa nyambung. Masalahnya gue gak bisa mikir, boongan doang kok.. Gak penting juga ya?

Gue mau tanya sama kalian, pernah bingung? Pernah secara tiba-tiba ngerubah keputusan? Atau ngambil keputusan tapi nyesel setelahnya? Yaa, gue sering banget nget ngettt.
Gue sering ketemu sama yg namanya pilihan, semua orang juga pernah. Setiap gue mau milih sesuatu, pertimbangannya pasti bakal lama banget. Meskipun banyak ini-ono, gak ada jaminan pilihan itu tepat. Malah sering nyesel setelahnya. Gue selalu berpikir kalau itu salah, tapi gue harus ngapain? Muter balik waktu biar benua nyatu lagi? Ujung-ujungnya malah pengen balik ke pilihan yang udah di tinggalin. Terus kaya gitu namanya apa? LABIL.

Setiap hari gue ngerasain dampak kelabilan gue yang memang gak bisa di tolelir. Dampak paling dahsyat yang gue rasain adalah susahnya milih eskul yang bener-bener bikin gue geleng-geleng kepala. Kadang gue semangat di eskul A dan pengen keluar eskul B, lama-kelamaan males eskul A dan pengen eskul C, setelah beberapa lama gue malah suka sama eskul B yang tadinya gue udah mau keluar. Keliatanya sepele, gue ngelepas satu eskul dan fokus ke dua eskul yang tersisa. Tapi nyatanya, gue takut ngadepin resiko belum lagi salah pilih. Masa gue harus balik lagi ke eskul lama? Perang batin yang gue rasain nambah parah ketika semua eskul ngadain pertemuan di hari yg sama. Rasanya jadi pengen membelah diri kaya amoeba.

Makin hari, gue makin benci sama yang namanya labil. Benci sama pilihan yang sifatnya ngerelain yang lain pergi dan milih salah satu yang kadang cuma baik di awal (plisss jangan salah tangkep)
Gue benci sama diri gue yang terlalu susah buat milih, terlalu banyak pertimbangan dan gue yang sering ngerasa nyesel. Gue gak suka sama sifat gue yang labil. Tapi di sisi lain gue gak bisa berbuat apa-apa. Gue gak bisa ngejauhin pilihan dari hidup gue, gak bisa ngehapus penyesalan yang merupakan akibat dari perbuatan gue sendiri. Yang ada di pikiran gue cuma kapan dewasa, kapan berhenti labil, kapan gue nikah (typo).

Gue sering kepikiran perihal kelabilan yang membuat jiwa ini terguncang. Gue jadi sering merenung, jadi sering ngamatin orang dewasa, jadi sering buang sampah sembarangan. Sedikit demi sedikit gue makin ngerti kenapa gue labil.
Labil itu hukum alam, bawaan umur. Wajar lalo ABG itu labil. Gue takut aja kalau ternyata masa labil gue berlangsung lama dan kebawa sampe dewasa (amit-amit). Gue juga takut kalau kelabilan gue berdampak pada orang lain, merugikan orang lain.

Sebenernya labil itu termasuk proses, sama halnya kaya alay. Gue juga sempet mikir kalau gue cepet-cepet dewasa dan gak melalui masa labil, kapan gue belajarnya? Belajar ngambil keputusan secara tepat. Move on butuh proses, dewasa juga gitu. Semua manusia di dunia ini dewasa lewat proses, dari fase labil, alay, kepo. Sebenci-bencinya gue sama labil, labil termasuk bagian dari hidup gue. Petualangan gue menuju dewasa. Gue juga harus terima kenyataan kalau gue masih dalam proses labil. Sifat ini memang gak bisa di hilangkan dari daftar ABG, tapi pasti bisa di hindari. Kalau seandainya cuma di nikmati, mau dibawa kemana hidup ABG ini? Labil kalau gak di kontrol juga bisa merugikan orang lain.
Renungan gue beberapa hari ini juga dapet kesimpulan. Sebelum ngambil keputusan harusnya kita pikir dulu mana yang baik mana yang buruk. Kalau seandainya kita nyesel ngelakuin suatu hal, itu pasti karna ulah kita sendiri. Dan tergantung gimana kita nyelesaiinya. Resiko juga pasti ada, tergantung juga gimana kita ngejalaninya. Setelah masa labil itu lewat, artinya kita udah melewati satu fase menuju dewasa.
Gue juga jadi sadar, kenapa dewasa itu butuh proses yang nyiksa batin. Jadi dewasa itu gak mudah, banyak tantangan yang lebih dari petualangan menuju dewasa. Kalau gue langsung jadi dewasa tanpa ngelewati fase-fase ABG, gue gak yakin bisa ngelewatin berbagai masalah salah satunya ngambil keputusan.

Kesadaran yang paling utama ternyata gue gak bener-bener cinta sama hidup gue sendiri, gak bersyukur jadi ABG dan gak menikmati proses alay. Jujur, gue gak bangga jadi ABG, gak bangga karna gue masih dibawah 15 tahun. Well, sekarang gue tau itu salah, gue labil karna memang masih sampe pada fase labil. Masih 14 tahun karna memang belum 15 tahun. Masih ABG karna belum selesai berpetualang. Gimana mau cinta sama orang lain kalau belum cinta sama diri sendiri? Cinta sama diri sendiri itu penting, kalau gak cinta diri sendiri gimana mau bersyukur?
Labil itu salah, kalau terlalu dinikmati kapan mau berubah?


-Dari ABG yang bosan jadi ABG-
-Kikik

Minggu, 30 Oktober 2016

The power of hordeng keramat

Haloo?
Udah lama gak posting ya, ceritanya tab gue yang lebar itu rusak parah dan gak bisa hidup lagi sekarang. Jadi yagitulah gue ngeblog pake yaa hp ba*u HAHAHAHA apaan ya?  Gue juga lupa kalo lo gatau tab lebar gue itu yg mana -_-
Langsung aja yaa, di postingan gue yang kesekian ini masih bertema gagal move on namun dalam bentuk lain teman, maklum gue udah MOVE ON dari Mawar. Eh.. Hmm.. ... ...

Waktu gue SMP, tepatnya kelas 9 kelas gue punya hordeng kelas. Kebetulan warnanya biru, hordeng itu ceritanya berpasangan (SINDIR JONES). Masih di awal tahun pelajaran, itu hordeng rapi banget, setiap hari dibuka ditutup dibersihin sampe akhirnya anak kelas pada bosen. Bosen ngebersihin maksudnya, eh baper yaaa?
Gak penting, makin lama hordeng biru makin di abaikan. Gak ada yang peduli lagi, dikacangin, ditinggalin -_-

Gak ada lagi anak-anak yang ngerapihin hordeng tiap istirahat, termasuk gue juga yang sebagai ketua kelas (kelas gue jadi gak karuan). Satu persatu kancing hordeng lepas, perlahan tapi pasti.. Ada aja hordeng yang jatuh, di benerin ala kadarnya dan lepas lagi. Gitu terus sampe coco crunch bikin iklan baru. Kelas gue orangnya bosenan, berhubung udah bosen sama hordeng yang lepas-lepasan, semua hordeng dilepas. Dan.. Disimpen di laci (isi sampah). Seperti yang gue bilang di awal, itu hordeng sering di acuhkan, gimana gak nyesek coba? ABSURRRRd. Jadi bahkan satu persatu hordeng ilang gak ada yang peduli. Tinggal sisa satu hordeng, dari sekian banyaknya-

Sampai pada suatu hari.. Temen gue yang namanya Amat yang duduknya di pojok itu loh.. Masa lo gatau sih?  Ih anak mana sih? Bukan kibang ya?  Oh pantesan HAHAHA gak lucu ya- yah..
Amat, temen gue yang hobinya tidur. Sering di ganggu kalo tidur di bangku dia yang ada di pojokan belakang. Alahasil, yaa dia tidur di bawah meja. Lo tau kan alasnya apa? Hordeng kelas satu-satunya. Setiap hari dia tidur beralaskan hordeng biru, bukan cuma amat aja. Ada juga (panggil aja Pepeh) si super jail dan brisik, manfaatin hordeng biru itu buat pecut, nyakitin temen-temenya. Bukan cuma fisik tapi hatipun ikut sakit, njirr.  Bahkan hordeng itu juga jadi tali di kursi.  Gue bingung aja, kenapa mereka nali kursi pake hordeng. Sedangkan kursinya gak kenapa-kenapa. Kan aneh gitu ya?

Gak selang beberapa lama, gue mulai merasakan adanya sesuatu yang berguna di kelas, yaitu hordeng. Gue bingung mau naro upil yang segede tai cicak dimana, tas temen ketauan, laci udah penuh, dan yaa pilihan satu-satunya cuma hordeng. Sampe sini lo ngerti kan? Oke, capcus ke beberapa hari kedepan ya.
Disekolah lagi booming tuh basreng sama chicken (tepung doang sih) yang makannya pake tangan. Gak pake cinta aja kenapa ya?
Setiap hari gue beli itu, cuma bingung mau bersihin tangan pake apa. Dicuci kerannya jauh, di tembok kena noda. Dan yaa, hordeng itu jadi lap basreng sama saos. Gak sampe disitu, apapun yang kotor pasti nyariin hordeng. Pernah satu hari waktu mau nonton film dikelas, karena terlalu terang dan kelas gak berpintu. Hordeng yang jadi pahlawanya. Sedangkan hordengnya penuh sama noda saos.
Makin hari kondisi hordeng itu makin miris dan kotor, robek sana sini. Tapi anehnya, masih juga dipake tidur Amat. Padahal penuh upil gue, eaaa.

Hebatnya, hordeng itu bertahan sampe gue ujian. Gue masih sesekali liat hordeng itu di laci pojok. Tapi.. Semenjak lulus, gue sering kangen sama hordeng kelas. Suka keinget, betapa bergunanya itu hordeng. Kadang gue mikir, hordeng bekas aja berguna. Gue juga harus berguna dong. Asal gak di guna-guna. Kinoooy!

Dari sini gue belajar banyak, semua hal di dunia ini berguna. Hordeng bekas yang keliatanya buruk dan di abaikan aja masih berguna, bahkan di butuhin. Semua hal yang gue lakuin ke hordeng itu membekas banget di hati. Hordeng itu tanpa gue sadari memberikan banyak banget manfaat. Sama halnya kaya manusia, seburuk-buruknya manusia itu spesial. Punya kelebihan masing-masing. Misalnya gagal di satu tempat, di tempat lain pasti bakal berguna atau malah di butuhin bangeddd. Hal-hal yang kita beri ke orang lain tanpa sadar membekas di hati dia, meskipun gak semuanya. Gak semua temen smp gue keinget hordeng keramat itu kan? Tapi sejelek-jeleknya hordeng, dia tetep spesial dan melekat di pikiran gue.
Karena memang semua hal di dunia ini di ciptakan untuk suatu tujuan-

Waktu gue nulis ini tengah malem, dan gue ngantuk banget (nyatanya gak bisa tidur)
Sekian aja ya dari gue, Goodbye :)

Sabtu, 24 September 2016

Pertemuan yang tak terduga (GGLMVN)

Halooo?
Udah lama nggak nge-blog nih, hari ini gue mau bahas tentang uniknya sebuah pertemuan. Pertemuan? Pertemuan yang ku impikan kini jadi kenyataan (anjerr nyanyi)
Pertemuan nggak selalu berakhir dengan kenalan, pertemuan gak selalu berakhir dengan pertemanan. Meskipun gitu, secara sadar atau gak sadar hidup kita di awali dengan pertemuan kemudian kenalan, syukur-syukur bisa temenan. Sama halnya kaya waktu kalian ngeliat mainan waktu kecil, terus mulai tau nama mainan itu kemudian minta di beliin dan pada akhirnya akrab sama mainan tersebut.

Pernah gak sih kalian bertemu sama seseorang, dan orang itu merubah hidup kalian meskipun gak saling kenal? Yapp gue pernah!
Tapi disini gue gak bahas tentang pertemuan sama orang yg gak di kenal lalu merubah hidup gue. Ya, gue bakal bahas pertemuan. Tapi, pertemuan yang akan gue bahas kali ini adalah uniknya sebuah pertemuan dan fase setelah pertemuan itu terjadi. Ketemu-kenalan-akrab, dan lo pasti tau siapa yg bakal gue omongin kali ini? Ya, Mawar sama Melati. Mereka berdua emang udah jadi jargon di blog gue, meskipun beda cerita tapi mereka berdua sama-sama jadi penyebab gagal Move On gue. Penyebab? Itu dia, penyebab. Setiap pertemuan pasti jadi penyebab sesuatu yang lain terjadi. Pertemuan pertama gue sama Melati juga menjadi penyebab hal-hal lain terjadi di hidup gue.

Awal gue ketemu Melati itu pertengahan 2013, waktu itu di SMP gue lagi ngadain pengumuman PPDB tahun ajaran 2013/2014. Melati emang udah jadi bahan omongan di daerah gue waktu itu karena asal SD nya dari palembang + nilai UN dia yg tertinggi se-SMP. Pagi hari sebelum pengumuman di tempel di mading, gue sempet liat dia sama orang-tuanya di halaman, mudah sih ngenalin dia. Penampilanya beda sama anak kibang yang dekilsss dan kumel. Sekitar jam 10an mading udah padet sama anak-anak bau SD yang kepo sama hasil seleksinya. Gue yang saat itu lagi seneng-senengnya nerima hasil seleksi muter-muter halaman gak jelas kaya penjual cangcimen. Disitulah gue ngeliat melati sendirian (karena temen SD nya di palembang semua). Secara pedenya gue nyamperin dia, ngajak kenalan gitu. Gak usah di jelasin lah ya, malu-maluin :D
Gue akhirnya ngajak dia muter-muter sekolah buat liat isi kelasnya. Dan.. Sepanjang jalan dia cuma diem. Gue jadi tengsin mau ngomong, gue tanyain aja hal-hal yang sebenernya gak penting kaya "Palembang-Lampung berapa meter?" "Kamu mantannya berapa?" "Kamu suka makan kadal ya?" NGACO!!!

Karena gue udah di suruh emak pulang dan dia di samperin ortunya akhirnya kita berpisah. Jujur, gue gak pernah berharap akrab sama dia. Gak punya ekspetasi berlebih tentang dia. Yang penting gue kenal. Tapi ceritanya lain ketika gue mulai les tempat (sebut aja Anggrek)
Waktu itu gue dateng telat, di les-an udah penuh anak rajin yg mau belajar. Gue ngeliat sekeliling dan, ada Melati disana. BOOM! Disana cuma ada gue dan Melati yang masih di kelas 7, jadi ya mau gak mau gue akrab sama dia.

Beberapa minggu berlalu.. Melati tiba-tiba ngontak gue mau pinjem pianika, mulai saat itu gue sering sms-an sama dia. Curhat segala macem yang akhirnya berujung pada pernikahan. Ralat! Persahabatan. Gak ada yang nyangka kan?

Lain melati lain Mawar, sebelum gue kenal Mawar gue memang ngefans sama dia. Siapa yg gak kagum sama anak futsal yang kece badai! (Pandangan anak SMP) Gue kenal Mawar karena jalan sehat acara agustusan. Mungkin udah gue ceritain di postingan sebelumnya. Waktu itu gue finish terakhir dan bareng dia. Disitu gue seneng setengah hidup, Eakk. Gue cuma mandangin dia sembunyi-sembunyi karena takut ngajak ngobrol. Kepikiran sampe rumah, gak bisa tidur tengah malem, ALAY. Dan.. Besoknya dia ngontak gue secara tiba-tiba.

Yap itulah awal pertemuan gue sama Mawar, juga Melati yang aneh dan gak terduga. Pada dasarnya kita gak akan pernah tau bakal ketemu sama siapa dan fase setelah pertemuan itu. Karena setiap orang itu spesial, orang yang kita temui itu pasti punya porsi masing-masing di hidup kita. Entah itu membawa kebaikan atau malah sebaliknya. Gak jarang orang-orang disekitar kita malah jadi penyebab berubahnya hidup kita entah kita sadari atau enggak. Gue pernah ketemu anak SMP Balam waktu pelatihan osis, gue gak tau namanya sampe sekarang dan udah lupa juga orangnya yang mana. Hal yang gua kagumin dari dia adalah cara dia mengajukan pertanyaan dalam diskusi dan itu merubah pola pikir gue sampe sekarang.

Hubungan antar-manusia itu Sebab Akibat, dan setiap orang pasti pernah menjadi penyebab sesuatu terjadi. Mengakibatkan sesuatu yang lain terjadi kemudian kembali menyebabkan yang lain.
Makanya, hargai setiap pertemuan dan maknai pertemuan tersebut dengan hal-hal yang positif!

Itulah sekata dua kata dari gue (minta ditabok)
Sekian dari gue, mohon maaf lahir batin. Eh! Mohon maaf bila kepanjangan. Gue akhiri, Salam Jomblo!

Jumat, 02 September 2016

Move On part 2 tentang Melati dan teman-teman baru

Kata orang, jomblo selalu identik dengan "ngenes", memangnya gitu ya? Gak juga, mereka yang bilang dirinya ngenes itu karena belum bisa nemuin kebahagiaan dari hidupnya sendiri. Melulu tentang orang lain, melulu tentang penyemangat. Padahal, penyemangat itu datangnya dari siapa aja, jomblo itu gak berat, yang berat yaa kalian sendiri yang selalu butuh doi (cuma buat temen chatting, pengingat sholat, statusBBM) semua itu gak harus di jadiin alesan jadian sama gebetan, Absurdd!!

Ngomongin soal penyemangat, kali ini gue gak bahas si Mawar. Bosen kali ah, setahun yang lalu gue jadian sama Mawar. Dan sejak itu fikiran gue berubah, kan kan malah bahas si Mawar lagi. Ya, jadi gue si jomblo jadi-jadian ini udah mulai terbiasa sama rutinitas gue yang baru. Meskipun temen chatt gue cuma orang-orang itu mulu (grup kelas di BBM) tapi gue gak pernah merasa kesepian. Gue ga perlu curhat sana-sini ngmongin doi (PENGALAMAN) gue ga perlu ngatur waktu ketemu doi (Kebanyakan eskul sih) dan gak perlu ada batasan temenan. 

Risih gak sih kalau misalnya kita mau kemana terus di tanyain, di introgasi, di marahin dan ujungnya debat pertumpahan darah? Ya risih, masa-masa di mana kita waktunya seneng-seneng jadi ribet karna doi marah. Waah itu wtf banget. Beda sama jomblo, kami para jomblo bebas mau ngapain aja, bebas mau alay dan pastinya banyak teman (sebenernya gue lagi kampanye biar banyak manusia jomblo di muka bumi ini). 

Ehm, btw gue sendiri sebenernya sering kesepian. Tapi dalam hal lain, gue kehilangan banget figur seorang sahabat yang baiknya gak ada duanya (gue cuma punya satu) bagi gue, punya satu sahabat yang udah jadi sebagian diri kita itu bahagianya lahir batin. Oke, namanya Melati (samaran) gue kenal dia karena hal yang Absurd, kita berdua memang beda banget dalam semua hal. Tapi selalu nyatu, selalu kompak dan apapun yang kita lakuin adalah hal yang seru meskipun gak masuk akal. Sebagai contoh, pulang sekolah muter-muter di jalan padahal cuma mau ketemu Mawar, cuma mau curhat soal si Mawar dan hal aneh lainya. Semenjak SMA kita udah gak pernah ketemu karena jarak sekolah yang jauh Lampung-Palembang. Bagi gue, gak lengkap rasanya ketawa tanpa dia. Gak lengkap kemana-kemana gak sama dia, dan foto gak bareng dia.

Semua itu soal terbiasa, meskipun udah lama.. Tapi tetep aja gue gak terbiasa. Gue punya sahabat-sahabat lain, yang jelas beda sama Melati. Dan jujur gue belum bisa Move On dari persahabatan gue sama Melati. Susah membuka hati untuk teman-teman baru, susah cari sahabat yang Pro banget sama gue (yang alay ini) semua itu soal ke ikhlasan, ya mungkin aja gue gak ikhlas jauh dari Melati. Hampir sama kaya si Mawar, Melati juga merubah hidup gue. Dalam hal lain tentunya.

Oke thanks kakak yang udah mau baca postingan gue, Move On itu gak melulu tentang pacar. Move on itu tentang ke ikhlasan meninggalkan kebiasaan, semoga menghibur! Salam Jomblo :)


Minggu, 31 Juli 2016

Hidup Bermula Dari Galau

Masih inget si Mawar? Di postingan gue yang pertama gue ngomongin soal Mawar dan perjalanan move on gue yang jungkir balik. Nah di postingan gue kali ini gue bakal ngomongin Mawar lagi dengan tema yang berbeda, mungkin lebih tepatnya Mawar part2. Mawar memang ngerubah hidup gue, entah materi apa yang dia bagi ke gue waktu jadian dan waktu udah putus. Disini gue akan pamer ke kalian semua kalau gue balikan sama Mawar, BOHONG!

Bagi yang belum tau, Mawar itu laki-laki ya. Anak kibang siapa sih yang gak tau kalau gue jadian sama Mawar? Gue udah care banget sama mawar tersebut. Dan ternyata gak lama setelah jadian kita putus, DAAR! Gue yang gagal move on ngelewatin masa-masa sulit, setiap hari gue dengerin lagu-lagu galau baca riwayat chatting yang pada akhirnya kehapus. Untuk lebih jelasnya baca postingan Gagal Move On 😂

Yaa setelah gue putus sama si mawar gue memang galau berat, dan agak mengganggu belajar gue. Gue curhat sana-sini, topik apapun yang dibahas pasti gue alihkan soal gagal move on gue itu, lebay! Nah, karena temen-temen gue udah bosen dengerin siraman rohani, ups curhatan gue mereka jadi males dengerin gue ngoceh. Gue beralih ke dunia sosmed. Beranda facebook, RU bbm penuh sama curhatan-curhatan gue yang alay banget itu. Sampai pada akhirnya.. Gue malu sendiri njir 😁

Beralih ke topik utama gan!
Gue terlalu bahagia pacaran sama si mawar, karena kekerenan teman-temanya. Absurd! Mawar itu anak futsal, kece bagi gue dan bagi orang lain pun gitu. Nyerempet kan kan, oke fokus. Setiap hari gue curhat soal mawar sama sahabat-sahabat gue, sampai akhirnya mereka bosen dengerin siraman rohani, ah lupakan, curhatan gue. Disitulah gue punya inisiatif nulis, gue beli buku diari harga 15 juta di toko wilis depan polsek metro kibang kabupaten lampung timur. Buku itu gue isi pengalaman gue dari pertama kenal mawar sampai dihari itu. Kira-kira dua bulan jalan. Gue ngerasa nyaman curhat dengan tulisan karena lebih banyak privasi dan gak boros kata, yang penting kita ngerti. Setiap dua hari sekali, gue nulis di buku itu.

Sampai pada akhirnya gue putus, DAAR! Gue vakum nulis di buku karena tempat curhat gue adalah : dukun. Sosmed bung! Beranda facebook, RU bbm semua penuh curhatan-curhatan galau gue. Seperti yang gue bilang tadi, momen galau merubah hidup gue. Gue jadi lebih bisa mikir panjang, gue lebih kuat dari biasanya (ini soal hati) gue jadi lebih sabar dan ikhlas, gue berhenti fokus sama pacaran dan free jomblo! Dan yang lebih baik dari yang baik, gue jadi hobi membaca. Bermodal ebook gratisan, gue telaten membaca buku itu sampai habis. Dan efek baiknya adalah.. Gue jadi pengen melanjutkan diari gue yang vakum ditengah sawah, abaikan!

Setelah buku itu selesai ditulis, gue jadi banyak membaca buku, dan menjalar jadi suka nulis juga. Gue si alay yang mencari jati diri akhirnya nemuin hobi yang pas, Nulis! Gue sedikit lebih tau siapa gue sebenernya, dan semua itu karena galau. Sebenernya gue udah bisa nulis pidato sejak gue SD, tapi itu semua belum apa-apa dibanding tulisan gue yang lagi kalian baca ini. Ya, gue blogger dan ini karya tulis gue.

Trimakasih kalian yang meluangkan waktu membaca blog gue, pesen gue Jangan jadi orang yang lebih buruk karena galau, tapi bangkit! Lo pasti lebih baik dari sebelumnya. Patah hati itu belajar bukan penderitaan!

Salam jomblo! Jangan lupa berkarya!

Sabtu, 23 Juli 2016

Kegiatan Bengkel Sastra Kota Metro 20-22 Juli

Halo gays, salam jomblo!
Belum lama ini gue ikut kegiatan Bengkel Sastra Musikalisasi Puisi di SMKN 1 Metro selama tiga hari. Dan alhamdulilah udah selesai jumat kemarin. Kegiatan ini berbasis Workshop, kita (Gue, kak Tasya, kak Putri, Fariha, Rio Alfonso, dan Rofif) di bina di bimbing atau apalah itu bahasanya oleh pak Rifian Al-Chepy, pak Rusli Syukur dan satu lagi gue lupa namanya. Banyak materi yang di ajarkan disana, dari Kebijakan Bahasa, Bahasa Puisi, Olah Vokal, Harmonisasi Puisi dan musik, dan lain-lain. Hari pertama kita lebih ke materi, hari kedua kita ada materi dan praktek. Nah di hari ketiga kita full praktek.

Jujur, gue bukan anak musik. Dan gue ga ngerti musik. Puisi sih bisa ya.. Gue yang belum tau teknik musikalisasi puisi ya pertama sih okeoke aja. Giliran hari kedua waah. Pembaca puisi anak kelas 11 dan udah berpengalaman lomba FLS2N, udah pernah ikut bengkel sastra dan pembacaanya profesional banget. Disitu gue udah mulai nge-down. Gak percaya diri, dan di fikiran gue cuma mau pulang. Emang bener sih kata pak Chepy.

Disitu kepercayaan diri gue anjlok, ga fokus sama sekali. Gue cuma mendengarkan sambil mengamati kakak-kakak yang baca puisi. Keren-keren, dan berpengalaman.

Hari pertama seru ya, kita belajar tentang bahasa indonesia dan puisi.

Hari kedua kita di kelompokkan menjadi beberapa kelompok, ada kelompok pemusik, penyanyi, dan pembaca. Gue dan kak Tasya ikut kelompok pembaca, ada dari Muhi kak Lucy, dari SMAKristen kak Monica, dari SMKN1 kak Fidara, dari SMKN2 kak Federica dan kak Agustina. Mereka jelas udah pernah ikut kegiatan puisi ya, tanpa musik jelas. Nah gue yang ga ngerti musik bisa apa? Puisi doang -,-

Di hari ketiga, kita kembali ke kelompok sekolah masing-masing. Sekolah gue, musiknya cuma bawa dua gitar. Jadi yaa, gue ngalahin bawa pianika, gue gak mahir -_- dan yang lain bawain botol di isi manik-manik. Disitu kita harus memusikkan puisi, puisi yang kita pilih Bahasa Bangsa karya Mohamad Yamin. Puisi itu sebagian dibikin lagu oleh Fariha (anak musik asli) dan sebagian lagi gue bacain bersama kak Tasya. Sedih bener latihan tim gue, senar gitar putus dan pianika ga harmoni. Kata pak Chepy kita kurang kerja keras. Dari SMAN3 ada yang pakai biola, dari SMAK musiknya beragam dan dadi SMKN1 pakai alat musik tradisional. Sumpaah keren banget. Dan di hari ketiga, pukul tiga sore kita pentas atau lebih lengkapnya presentasi. Anak SMAK, spektakuler! SMANSA keren! SMK1 megah! Dan yang lain ga kalah keren. Presentasi itu sekaligus penentuan SMA/SMK mana yang pantas ikut lomba di Bandar Lampung. Kuota dari metro cuma tinggal tiga sekolah, dan SMANSA udah jadi peserta tetap. Jadi tinggal dua sekolah yang bisa ikutan lomba di Balam. Pemenang dari Lampung ini nantinya di kirim ke bengkulu buat lomba musikalisasi puisi Regional se-sumatera.

Dan babak penentuan pun dimulai, SMANSA, SMA KRISTEN, SMKN2 dan SMKN1 berhasil lolos. Sisanya yaa jadikan pengalaman saja lah :)
Kami dari SMAN6 memang kurang bekerja keras, dibanding SMA lain tentunya. Alat musik kami juga kurang beragam. Dari situ gue belajar banyak, pengalaman-pengalaman baru, dan teknik puisi yang beragam. Kerja keras juga perlu, pokoknya tahun depan SMAN6 harus lolos!

Senin, 18 Juli 2016

Aku bisa nulis, benarkah?

Salam jomblo kak!
Lama ga posting tau-tau gue udah SMA nih. Sekarang gue bukan murid SMP Kibang lagi, ceritanya gue sekolah di SMAN6 Metro. Deket juga dari rumah gue 😸
Gue masih suka nulis, walaupun cuma berbentuk coretan lalu gue buang. Gue punya banyak ide yang abstrak dan yang pastinya Absurd. Dan pada akhirnya gue belum punya karya tulis tetap, ada sih.. Puisi kelulusan yang sukses bikin sahabat gue nangis, cerbung di fanspage gue Just An Imagination (like ya hihi) dan kumpulan novel absurd gue yang proyeknya berhenti di tengah jalan. Gue suka membaca, dan bakat nulis gue.. Ya begitulah, gue pengenya serius jalanin proyek gue yang masih fresh. Tapi gue jadi susah bagi waktu, gue banyak eskul, banyak tugas yang pastinya gue kejar nilai karna gue harus masuk IPA, ya maklumlah sekolah gue ini masih KTSP. Gue jadi suka bingung, sebenarnya gue bisa nulis ga sih? Berhubung banyak juga writer-writer muda yang karyanya tersembunyi dan bagus-bagus. Gue ada niatan bikin artikel tentang budaya, tapi ga ada waktu buat observasi, wawancara, dan lain sebagainya mengingat proyek gue banyak bett. Sebenarnya mudah sih nulis, mudah, cuma perlu di asah aja (pendapat gue loh ya) yang serius belajar nulis gue yakin bakalan bagus karyanya dan gue baru satu 😭 Gue ga tau bakat gue apa, keahlian gue apa, yang jelas gue suka nulis walaupun tulisan gue yaah masih Absurd dan amatiran. Kalaupun ada olimpiade, apa gue cocok ikutan? Gue butuh motivasi, dorongan dan pendapat. Gue ga tau harus nulia artikel, esay, cerpen, cerbung, novel, atau cerita komedi. Pengalaman gue juga baru sedikit karena cuma ada sedikit writer yang gue tau (kebanyakan pada tersembunyi) Nah bagi kakak yang mau kasih saran boleh kok kasih komentar, cuma blog gue ga bisa di komen sih ya, oke baiklah komentar bisa di sampaikan di fans page Just An Imagination dengan foto profil sepatu. Kakak blogger boleh komentar yaa.
Trimakasih Salam jomblo 🙋

Sabtu, 21 Mei 2016

Asal-muasal gue suka membaca

Belakangan ini gue keranjingan blog banget, malem-malem menghayal bikin blog yang aneh-aneh. Tentang sinetron India, tentang film kesukaan gue Twilight Saga yang alhamdulilah belum gue post. Sebenarnya gue pengen merubah gaya tulisan gue pake kata-kata baku. Berhubung ini curhat jadi.. Ya gak apa-apa lah, dan parahnya curhat gue gak nyambung sama judul si blog.

Dulu gue males baca buku, tengok buku setebel Koala Kumal punya Raditya Dika aja gue udah ogah-ogahan. Awal gue suka baca novel itu sejak gue suka iseng buka Mobomarket (sejenis Play Store) gue search aja Novel Remaja. Aplikasinya banyak banget, ada 1000-an dan gue gak tau itu novel apa. Akhirnya gue download novel 3600 Detik karna gue pernah nonton filmnya di TV. Gak puas punya satu gue download juga Jingga dan Senja, gue gak tau siapa penulisnya karena di aplikasi itu gak ada nama penulis. Gue juga download Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Gue baca novel Jingga dan Senja berhari-hari, ceritanya menarik, soal remaja yang salah paham. Dan waktu gue buka halaman terakhir.. Ternyata ini novel ada tetraloginya. Lanjut ke aplikasi buku kedua, 3600 detik. Cuma butuh beberapa jam menghabiskan 90 halaman versi aplikasi bajakan itu. Gue gak begitu penasaran karna masih inget jalan ceritanya, waktu nonton filmnya gue sempet nangis lebay gitu. Eh waktu baca novelnya tersentuh aja enggak. Itu salah satu kerugian nonton film duluan sebelum baca novelnya. Nah buku ketiga itu Laskar Pelangi versi bajakan juga. Gue memang gak minat soal buku, juga gak tau beli novel itu dimana plus harganya yang agak mahal. Gue baca itu novel hampir lima hari, banyak istilah dan kata ilmiah yang gue belum paham disana. Dan pada saat bab menuju terakhir, tepatnya 12 tahun setelah Ikal dan siswa Smp Muhammadiah Gantung Ikal mengunjungi Lintang yang putus sekolah karena harus menghidupi keluarganya setelah ayahnya meninggal. Di bagian itu air mata gue mengalir, alur cerita nya menyentuh meskipun gak ada yang mati disana. Sejak saat itu gue suka membaca.

Bagi gue membaca itu pakai hati, membaca memang gak asik. Itu yang di rasakan temen-temen gue waktu minjem buku gue dirumah. Mereka cuma membaca 3-4 halaman. Makanya gak ada rasa penasaran untuk lanjut membaca dan membaca sampai selesai di halaman terakhir. Membaca banyak novel membuat gue punya beberapa kosakata yang dulu gue gak punya. Mereka sering bilang "Enakan nonton film, cepet" secara gue juga suka nonton film, tapi apa yang kita baca di novel akan di ringkas di film. Akibatnya kalau kita gak nonton berulang ya.. gak ngerti ceritanya. 

Setelah itu gue mulai cari alternatif lain supaya bisa baca buku. Download E-book, aplikasi novel dan baca-baca sinopsis novel yang gue belum baca. Gue gak punya koleksi buku, cuma ada Manusia Setengah Salmon, Tolong Radith Membuat Gue Bego, Koala Kumal dan Sang Pemimpi. Buku lainya buku pengetahuan. Gue baru sadar, membaca memang gak se-asik nonton film. Tapi gak terlalu membosankan seperti nontom film berulang kali. Saat kita membaca, imajinasi kita bisa kok memutar adegan dengan versi kita sendiri. Dan sejak gue suka membaca.. Gue mulai suka menulis. 

Jumat, 20 Mei 2016

Untukmu yang diam-diam kusayangi, beri aku kesempatan jadi kekasihmu walau kamu tak ada rasa

UNTUKMU YANG DIAM-DIAM KUSAYANGI, BERI AKU KESEMPATAN JADI KEKASIHMU WALAU KAMU TAK ADA RASA

Sejak aku melihatmu, aku menyadari bahwa kamu adalah orang yang selama ini kucari. Senyummu, caramu berbicara, binarnya matamu ketika bersemangat, memberikan perasaan berdesir yang berbeda. Yang tidak pernah aku rasakan. Ketika ketika berpapasan, beradu pandang dan bahkan seruangan, aku merasa sangat istimewa.

Aku bangun pagi tiap hari dan bergegas berangkat, agar aku dapat melihatmu di pagi hari. Bisa memandangmu sebelum aktifitas keseharianku cukup memberiku dosis semangat berakftifitas. Segala cara kulakukan agar aku bisa mencuri waktu memandangmu setiap ada kesempatan. Sudah berapa lirik lagu yang kunyanyikan dengan sepenuh hati, sudah berapa banyak puisi yang kutulis di hatiku hanya untukmu. Hanya untukmu.

Aku tahu. Aku tidak sendiri dalam mengagumimu. Begitu banyak di sekelillingmu yang mencuri pandang, yang berdebar dan yang bermimpi untuk bisa bersamamu. Mereka mungkin sama sepertiku, diam-diam memendam rasa. Aku tidak bermimpi untuk bisa berkompetisi dengan penggemarmu yang lain. Aku hanya bisa memohon kepada Tuhan agar bisa bersamamu, tanpa berani memohon kepadamu.

Fisikku tidak elok, populer pun tidak. Semua hal dalam diriku sangatlah biasa, tapi satu hal yang bisa kunjanjikan jika kamu memutuskan bersamaku. Akan kujaga dirimu dengan rasa sayangku kepadamu. Percayalah bahwa tidak ada lagi di dunia ini yang keinginkan selain bersamamu. Aku tahu bahwa seseorang seindah dirimu harusnya bersanding dengan yang indah juga. Aku tahu jika kalaupun kita bersama, mungkin banyak yang mencibir.

Kamu tidak tahu rasanya. Hati ini ingin rasanya meledak dan berkata padamu. Aku ingin mengenalmu lebih dari sekedar memandang. Aku ingin menyentuhmu dan lebih dari sekedar mengagumi. Bahwa aku sangat menginginkanmu. Aku ingin memilikimu. Hanya untukku.

Aku akan setia mencintaimu. Akan membuatmu merasa begitu disayang olehku. Tidak seperti yang lainnya, aku tidak hanya mengagumi fisikmu, tapi aku juga mengagumi kepribadianmu. Aku mengagumi segala detail tentang dirimu.

Aku tahu kamu tidak mencintaiku sekarang. Kamu tidak ada rasa padaku. Jadi biarkan aku memberimu cinta dan kamu akan lihat betapa kamu bisa belajar mencintaiku nanti. Satu kesempatan saja. Beri aku satu kesempatan saja untuk memilikimu. Satu saja...

Dan aku jamin, kesempatan yang kamu berikan tidak akan sia-sia.

Gagal Move On

Hay gays, ini adalah tulisan pertama gue yang akan gue post. Pertama woy pertama! Sebelumnya gue udah bikin blog, tapi gue lupa namanya apa wkwkwk. Oke lanjut, gue akan berbagi pengalaman gue tentang penderitaan Gagal Move On. Gue adalah satu dari sekian juta orang di dunia yang menderita sindrom gagal move on. Selama berbulan-bulan gue makan dengan lauk kenangan mantan.. Gue mengahrap belas kasihan mantan dan haus akan perhatian.. Ngenes.. Pilu.. Menderita.. Gue juga sering di Bully sama temen-temen gue, contohnya Ripal (yang sekarang gagal move on juga) bahkan orang yang gak kenal gue juga bully gue, gue di bilang nggak laku.. Gue disiksa sebagai jomblo.. Gue di ketawain karna gue jomblo. Tapi gue tetep sabar menghadapi kejombloan kampret ini, karna gue memang gak minat pacaran. Lebay banget gue waktu itu.

Seberapa ganteng sih mantan gue itu? Menurut gue gak terlalu ganteng, namanya Mawar : sekedar nama samaran bro. Tapi gue yakin, cewe-cewe pasti bakal betah deket sama dia, secara tampangnya gak norak sejak dia kelas 3 SMP. Gue udah kenal dia dari kita MOS. Dan pada suatu hari, entah nasib, takdir atau emang kita satu sekolah, kita ketemu waktu acara jalan sehat 15 agustus 2015. Ebuseet detail amat yak, lanjut. Gue jadi deket sama dia sejak itu. Dan satu bulan kemudian, 16 september 2015 kita jadian. Dengan berbekal gue mutusin pacar gue yang bernasib malang karna di duain. Gue udah gak suka sama dia lagi, gue sayang sama dia gak nambah dan berkurang. Gue lebay banget soal itu. Lama-lama dia berubah. Dan gue ngerasa aneh sama diri gue sendiri, dan gue cuma diem. Secara gue sayang sama dia. Lagi-lagi lebay.

Firasat gue bener, beberapa minggu setelah itu dia mutusin gue, kita putus. Tanpa kejelasan dan alasan yang gak masuk akal, dia bosen sama gue. Dan disaat gue sayang banget sama dia. Sejak saat itu gue murung, gue sedih, gue berubah jadi orang yang baperan. Semua makanan gak enak karna kenangan yang pahit ikut gue makan. Berbagai cara gue coba buat ngelupain si Mawar, dari cara paling mendasar = pura-pura benci yang pada akhirnya gagal karna gue makin gak bisa lupa. Gue keinget pepatah mantan gue : Semakin ngelupain semakin keinget. Akhirnya gue berhenti membenci tanpa alasan itu. Gue semakin terpesona sama suara si Mawar, cara jalanya, cara ngomongnya sampai terpesona sama temen-temenya, ngawur. Gue akhirnya nyerah dan menyerahkan kegengsian gue, kesombongan gue pura-pura lupa. Gue ngaku ke Mawar kalo gue belom bisa ngelupain dia. Dan hasilnya.. Gue makin terpuruk karna dia gak peduli. Gue udah curhat sana-sini buat cari jalan keluar, gue nyari quotes patah hati lagu galau dan lain-lain. Tapi perasaan itu gak pernah hilang : perasaan sakit hati. Gue terlalu lebay soal ini.

Sampai pada suatu hari..
Gue sadar gue udah gak sayang sama dia, gue tetap terpesona sama si Mawar karna emang dasarnya dia begitu. Dan perasaan gagal move on ini hanya ekspresi dari sakit hati yang berlebih. Sejak saat itu gue berhenti menghayal tentang dia, berhenti muter lagu yang dia nyanyiin buat gue dulu. Gue sadar, kita emang berbeda. Gue ngerasa cocok tapi dia enggak. Pendapat kita berlawanam dan sama-sama egois, terlebih si Mawar. Gue mulai terbiasa dengan keadaan ini, kita jadi orang yang hampir gak saling kenal. Gue gak tau keadaan dia sekarang gimana dan sebaliknya. Manusia memang gak bisa melupakan apa yang ia kehendaki, gak harus melupakan untuk move on. Gue selalu membiasakan diri, gue berhenti memikirkan hal-hal bodoh untuk balikan. Gue gak akan mengulang kesalahan yang sama, dan semua sakit hati itu memberi pelajaran buat gue. Kita tidak selalu memiliki apa yang kita inginkan. Tetapi mendapat apa yang kita butuh. Gue gak larut sama kesedihan gue lagi. Gue gak harus menghapus foto-foto dia, call record dia atau blok akun sosmed si Mawar. Hanya butuh terbiasa :)
Thanks udah baca, jangan lupa komentarnya gays :)